Pernahkah Anda membayangkan, bagaimana jika dunia ini hanya memiliki dua variasi warna (hitam dan putih)? Tentu saja ini akan sangat membosankan, warna-warni yang indah dipercaya dapat memberikan sensasi yang menyenangkan bagi otak dan bahkan menjadi obat bagi mereka yang stres.
Tahukah Anda, apa yang membuat Anda dapat melihat warna?
Ini dikarenakan oleh sel kerucut dalam mata yang memiliki 3 jenis sensor penyerap warna merah, hijau, dan biru. Jika salah satu atau seluruh sel kerucut ini rusak, terjadilah buta warna.
Jika hanya dua warna tersebut yang hadir, itu sama saja seperti Anda menonton acara televisi pada layar monokrom (Monochrome).
Lalu, bagaimana dengan mereka yang mengalami buta warna?
Seorang penderita buta warna akan mengalami kesulitan dalam membedakan warna, ini dikarenakan terganggunya pigmen yang menghasilkan tampilan berwarna pada mata. Penderita biasanya sulit membedakan warna merah dan hijau; atau kuning dan biru.
Pada kasus yang parah, penderitanya bahkan hanya dapat melihat warna putih, hitam, dan abu-abu—kondisi ini disebut Achromatopsia. Laporan berdasarkan healthline.com memberikan fakta unik dan mengatakan bahwa buta warna cenderung menimpa pria, sedangkan wanita dicurigai sebagai pembawa kromosom yang menyebabkan buta warna.
American Optometric Association memperkuat dugaan ini dengan menyebutkan, ada sekitar 8% pria kulit putih yang lahir dengan kondisi buta warna dan 0.5% pada wanita. Walaupun seringkali disebabkan oleh cacat genetika, buta warna juga dapat terjadi pada Anda yang penglihatannya normal. Hal ini terjadi karena penyakit yang merusak sistem saraf optik ataupun retina Anda.
Penyakit apa sajakah yang dapat membuat kerusakan pada saraf optik Anda? Pengaruh dari penyakit glukoma menyebabkan tekanan pada saraf optik, sehingga berpengaruh terhadap warna biru dan kuning. Ada juga degenerasi makula dan diabetes retinopati yang menyebabkan kerusakan pada retina.
Katarak juga dapat menyebabkan buramnya penglihatan dan ketidakjelasan warna. Parkinson, Alzheimer, dan Multiple sclerosis adalah penyakit yang juga mengakibatkan buta warna.
Selain faktor penyakit dan keturunan yang menyebabkan buta warna, Anda juga perlu waspada jika mengonsumsi obat-obatan seperti anti-psikotik.
Penggunaan antibiotik (Myambutol) yang biasa digunakan oleh penderita TBC (Tuberculosis) juga menyebabkan gangguan mata tersebut. Halnya sama untuk obat-obatan bagi penderita jantung, tekanan darah, dan rheumatoid arthritis.
Sebenarnya deteksi sejak dini dapat membantu Anda menangani gangguan buta warna ini, misalnya pada saat Anda mengenalkan warna pada anak-anak. Pada orang dewasa dapat ditemukan sewaktu melihat rambu lalu lintas, mereka akan sulit membedakan warna tersebut.
Buta warna tidak dapat dihilangkan secara tuntas, beberapa cara seperti menghafal posisi suatu benda juga sering digunakan sebagai metode dalam menangani buta warna.