Pterigium adalah munculnya suatu timbunan atau selaput pada mata yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah kornea mata. Pterigium oleh sebagian orang dikenal sebagai “daging tumbuh” di selaput bening mata, bahkan dahulu sering disalah artikan sebagai katarak, sebenarnya apa pterigium itu?
Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskuler konjungtiva dan subkonjungtiva bulbi yang meluas ke kornea. Kelainan ini banyak ditemukan pada penduduk yang hidup di daerah tropis, seperti Indonesia yang udaranya dominan panas.
Penyebab pterigium sendiri belum diketahui secara pasti tapi diduga karena factor iritasi dari luar seperti : sinar matahari, panas, debu dan angina. Karena itu untuk mencegah timbulnya pterigium dapat dilakukan dengan cara menghindari paparan sinar matahari (ultraviolet) dengan memakai kacamata hitam, topi atau payung.
Pterigium berdasarkan pertumbuhannya dibagi menjadi 4 stadium, yaitu:
- Stadium 1 = puncak pterigium pada limbus
- Stadium 2 = puncak pterigium mengenai kornea antara limbus dan pertengahan jarak limbus ke tepi pupil.
- Stadium 3 = puncak pterigium mengenal kornea antara pertengahan jarak limbus ke tepi pupil dan tepi pupil.
- Stadium 4 = puncak pterigium telah melewati tepi pupil
Pterigium jarang sampai menyebabkan kebutaan, kecuali selaput “daging tumbuh” di mata meluas hingga menutupi seluruh area mata. Namun biasanya keluhan iritasi dan mata menjadi terlihat menjijikkan sering menjadi alasan pasien untuk datang berobat.
Keluhan yang sering terjadi pada penderita pterigium adalah mata sering merah, penglihatan menjadi kabur dan sangat terasa sakit saat kena debu. Secara medis, untuk mengatasi pterigium umumnya menggunakan obat tetes mata atau obat minum yang mengandung antiinflamasi. Namun bila pterigium tersebut cukup besar dan sangat mengganggu penglihatan, dapat dilakukan operasi